Makanan Alternatif Ini: Kaya Akan Protein Hewani, Melindungi Anak Dari Stunting dan Bermanfaat Bagi Kesehatan

- Kamis, 16 Maret 2023 | 10:00 WIB
Jenis Makanan Alternatif Ini Kaya Akan Protein Hewani, Penting Untuk Cegah dan Melindungi Anak Dari Stunting (Tangkap layar Youtube BKKBN JATENG)
Jenis Makanan Alternatif Ini Kaya Akan Protein Hewani, Penting Untuk Cegah dan Melindungi Anak Dari Stunting (Tangkap layar Youtube BKKBN JATENG)

ANEKAINDONESIA.COM -- Saat ini stunting menjadi isu nasional dan banyak dibicarakan publik.

Berbagai usaha mengatasi stunting terus digalakkan dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota.

Mereka kompak dengan isu stunting, karena dampak ke depan yang diakibatkan cukup serius, selain berdampak pada kesehtan

Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan melakukan suatu kajian makanan alternatif guna mencegah stunting.

Baca Juga: Asupan Vitamin D Tidak Terpenuhi, Apa Dampaknya Bagi Kesehatan? Ini Kata Pakar...

Baru-baru ini Seorang spesialis anak di Rumah Sakit Permata Depok, Agnes Tri Harjaningrum, mengatakan cacing laut atau nyale yang banyak dikonsumsi masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) dapat menjadi alternatif pangan lokal yang dapat mencegah anak stunting.

“Sebetulnya ada di beberapa daerah. Kalau memang itu lebih murah dan memang diteliti mengandung banyak protein, itu bisa dimakan,” kata Agnes.

Ia menuturkan pemberian protein hewani pada anak bisa didapat dari berbagai panganan lokal dengan harga yang lebih terjangkau, salah satunya adalah nyale.

Meski digunakan sebagai pengganti protein hewani dari telur atau ikan, cara memasaknya harus tetap diperhatikan untuk mencegah terjadinya alergi atau infeksi dari virus yang terbawa.

Dengan demikian, anak bisa terhindar dari stunting yang salah satu faktornya adalah infeksi berulang.

“Saya juga pernah dengar di Papua ada yang mirip-mirip seperti itu. Sagu juga bisa asal aman. Jangan lupa cara masaknya yang benar, nanti kalau alergi bahaya,” tambahnya.

Baca Juga: Melamun: Apa sebuah Gangguan Atau Ketagihan? Apa Saja Dampak Buruknya Bagi Kesehatan?

Agnes melanjutkan makanan lain yang dapat dijadikan alternatif jika tidak bisa memberikan daging adalah telur, ikan kembung, susu UHT, atau hati ayam.

Selaras dengan program pemerintah yang kini menggaungkan pencegahan stunting, ia menekankan protein hewani penting untuk melindungi anak dari stunting sebab stunting paling banyak terjadi di usia 3 bulan hingga 2 tahun.

“Ini selain karena kekurangan gizi kronis, ibu tidak membawa anak ke posyandu. Jadi tidak dipantau tumbuh kembangnya. Di buku KIA ada grafik, jadi ada yang namanya weight faltering. Kalau berat badannya tidak naik 2-3 bulan berturut-turut itu harus diintervensi, cara efektif untuk mencegah stunting,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Moh Nizar Zulfi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X